Awalnya aku tidak begitu suka ikan bandeng. Aroma yang khas, dan tekstur sisik bandeng yang agak beda dari ikan lain, membuatku enggan untuk memakannya.
Namun, tetanggaku seringkali membuat postingan nikmatnya makan pepes bandeng. Akhirnya terpincut juga, jadi ingin coba. Hehehehehe.

Packaging Bagus Banget
Aku membeli pepes bandeng pring Sewu ini di tetanggaku yang reseller resmi dari Pring Sewu. Katanya, beliau terlanjur suka makan ini saat melewati mudik Jakarta Malang, akhirnya memberanikan diri untuk daftar menjadi reseller resmi. Jadilah, tetanggaku ini selalu sedia pepes bandeng Pring Sewu, Alhamdulillah. Memudahkan sekali untuk mami mami mager masak. Haha.
Ternyata, setiap pcs pepes bandeng ini dikemas dalam bentuk frozen. Kemasan luarnya berbentuk box persegi panjang. Ternyata di bagian dalam box ini sudah termasuk styrofoam.
Kemasan ini membuat suhu pepes bisa lebih stabil. Cocok untuk kemasan oleh-oleh. Kapan-kapan bisa dicoba pulang ke Jakarta bawa ini, apakah awet juga bekunya.
Setelah box, styrofoam, di lapisan paling dalam pepes di vacuum. Jadi aman banget packagingnya.
Tersedia beberapa Varian Pepes
Ada pepes standar (dengan pete dan cabe), pepes tanpa cabe, dan pepes tanpa pete.
Tadinya aku mau pepes no cabe dan no pete, tapi ternyata saat aku pesan tinggal ada pepes standar saja.
Awalnya ragu, tapi kata temanku, cabenya tidak terlalu pedas karena cabe rawit merahnya masih dalam kondisi tidak dipotong-potong. Mudah-mudahan anakku suka, begitu kataku dalam hati.
Karena kalau ternyata tidak suka, bisa gawat. Hahaha. Karena suamiku sedang kerja di luar kota. Tidak bisa membantu menghabiskan pepes ini.
Semua varian ini, berat bobotnya sama-sama 500gr. Cocok untuk menu keluarga, porsinya pas untuk sekeluarga.
Pepes Bandeng Pring Sewu

Jadi, dari petunjuk yang ada di box, seharusnya di kukus selama 30 menit sebelum disajikan. Tapi karena aku mager untuk ngukus, akhirnya aku panaskan di microwave aja. Haha. Ternyata bisa juga, tetap enak kok!
Rasanya Nikmat
Rasanya nikmat banget lho ternyata. Daun singkong yang banyak, gurih dari jamur juga mantap. Ikan tidak terasa amis, dan tukang juga hampir tidak ada. Kalaupun masih ada tulang yang tertinggal, sudah empuk karena sudah di presto.
Sedikit tips dari aku, kalau kedapatan ada red muscle ikan bandeng (daging ikan yang warnanya kecoklatan), sebaiknya disisihkan saja. Karena jujur rasanya kurang cocok si aku. Lebih amis dan kurang enak.
Tapi kalau daging bandeng yang berwarna biasa, rasanya sungguh nikmat. I will repurchase, of course.